fakta mencengangkan babel, menara tertinggi sepanjang peradaban manusia
Dikisahkan saat Raja Babilonia Modern, Nebuchadnezzar II,
sedang membuat sebuah menara yang amat tinggi dengan tujuan untuk melihat Surga
namun hal tersebut membuat Tuhan murka, lalu menara itu dihancurkan oleh-Nya.
Anda bisa melihat hal yang sama di sini.
Hanya saja ini bukan puing-puing sisa reruntuhan menara
Babel yang dihancurkan Tuhan. Ini adalah bangunan Ziggurat (struktur bangunan
raksasa seperti Pyramid), yang dibangun sebagai kuil Dewa Marduk (Dewa Matahari
Babilonia) yang lalu dihancurkan oleh Alexander the Great (Raja Macedonia yang
telah menciptakan sebuah kerajaan yang besar dalam sejarah kuno).
Benarkah Menara Babel
Bangunan Tertinggi Sepanjang Zaman?
Menurut legenda,
ketinggian Menara Babel sampai saat ini tidak tertandingi. Bangunan besar
menjulang melewati awan yang melambangkan ‘kesombongan’ dibangun setelah banjir
besardi zaman Nabi Nuh.
Banyak orang meyakini
keberadaan menara Babel yang dibangun Raja Nimrod untuk menentang Tuhan agar
menurunkan bencana banjir kedua, tapi peninggalan bangunan itu tidak pernah
ditemukan. Yang bisa kita bayangkan ‘Seberapa besar bencana banjir zaman nabi Nuh,
sehingga Raja Nimrod membangun tempat berlindung yang melebihi ketinggian
awan?’ Ilmuwan dan arkeologi seperti Robert Bauval, tidak begitu saja
mempercayai mitos bangunan kuno ini.
Sumber apapun itu, alkitab, artifak,
cerita rakyat, dan legenda, tidak dengan jelas mengatakan bahwa Menara Babel
sesuatu yang nyata. Karena sejarah meninggalkan tulisan-tulisan yang sulit
dimengerti, penuh dengan teka teki. Sejarah mencatat bahwa sejak banjir besar
zaman kuno, peradaban kembali ke awal dimana teknologi terdahulu musnah begitu
saja. Mungkinkah mereka membangun bangunan kokoh setinggi itu? Artikel Cutpen
hari ini, akan saya berikan cerita Misteri Menara Babel menurut pandangan
Robert Graves dan Robert Bauval.
Korelasi Orion, Kunci Misteri Menara Babel
Teori Korelasi
Orion (The Orion Correlation Theory disingkat OCT) menyatakan bahwa tiga
Piramida Mesir di Giza(dan bangunan-bangunan kuno yang tidak diketahui) berada
di wilayah yang ‘astronomis’ selaras dengan konstelasi bintang Orion, piramida
Khufu, Khafre dan Menkaure yang khusus disesuaikan dengan bintang Al-Nitak,
Al-Nilam dan Mintaka yang membentuk ‘Sabuk Orion’.
Teori ini pertama kali diasumsikan oleh Robert Bauval,
seorang penulis buku ‘The Orion Mystery’tahun 1994. Bauval secara kebetulan
menemukan hubungan antara bintang-bintang di sabuk Orion dan rencana dasar
Piramida Giza melalui observasi sederhana. Dia menyadari bahwa Piramida Besar
Khufu dan piramida Khafre selaras (hampir) persis berada di diagonal selatan-barat,
piramida yang lebih kecil (Menkaure) berada agak offset ke kiri.
Bangsa Mesir sangat tepat dalam desain dan pembangunan,
dataran tinggi Giza dengan bangunan kuno yang berukuran matematis merupakan
sebuah contoh fakta yang tak terbantahkan. Jadi, mengapa piramida Menkaure
‘melanggar simetri’ dari garis dan posisi piramida itu?
Kebanyakan peneliti melihat foto bangunan di Giza dan
membuat pengamatan yang sama, tiga piramida ini merupakan set tersendiri
(utara-selatan) dan semua orang melihat diagonal mengarah ke barat disepanjang
kedua piramida besar. Konstelasi Orion diidentifikasi bangsa Mesir kuno sebagai
dewa Osiris, dewa dunia bawah yang menghakimi orang mati, dan dewa yang paling
banyak dipuja di Mesir. Teks-teks Piramida, prasasti yang terkubur diduga
berada di sekitar dinasti ke-5 dan ke-6. Catatan ini mengatakan tentang Osiris
dan peristiwa seputar kematian dan kelahiran kembali, sehingga menjadi bukti
bahwa piramida Giza diperkirakan telah dibangun di dinasti ke-4. Konstelasi Orion
atau Osiris disusun dalam posisi yang hampir sama seperti halnya piramida Giza.
''Bintang Al-Nitak dan Al-Nilam dapat membentuk garis diagonal
melalui pusat mereka yang menghubungkan dua bintang, bintang yang lebih kecil
(Mintaka) sedikit offset. Sama seperti tiga piramida di Mesir (Khufu, Khafre,
Menkaure).''
Menara Babel Di Salah Satu Piramida Giza
Tradisi mistis
Menara Babel didasarkan pada praktek struktur kuno bangunan di bumi dan rasi
bintang sebagai gambaran surga, Menara Babel erat kaitannya dengan tiga
piramida di Giza. Menara Babel pertama kali tertulis dalam kitab Genesis yang
muncul setelah kisah banjir besar. Dalam bab sepuluh mengatakan tentang
keturunan Nuh, beberapa kegiatan mereka dan migrasi yang di dokumentasikan. Kemudian
bab berikutnya mengatakan;
Sekarang seluruh dunia memiliki satu bahasa umum. Sebagai
manusia yang pindah ke timur, mereka menemukan dataran di Shinar dan menetap di
sana. Mereka berkata satu sama lain “Ayo, mari kita membuat batu bata dan
memanggangnya secara menyeluruh.” Mereka menggunakan batu bata, bukan batu, dan
tar untuk mortir. Kemudian mereka berkata “Marilah kita dirikan sebuah kota
untuk kita, dengan menara yang puncaknya sampai ke langit, sehingga kita dapat
membuat nama untuk diri kita sendiri dan tidak diceraiberaikan di atas
permukaan seluruh bumi.”
Yang dimaksudkan disini adalah Menara Babel
yang terletak di kerajaan kuno Shinar (Babilonia) dan dipandang oleh para
teolog Kristen sesuatu yang paling alegoris sebagai peringatan terhadap bahaya.
Hal ini digambarkan sebagai ‘menara yang puncaknya sampai ke langit’ dan digambarkan
sebagai sebuah konstruksi yang monumental, suatu usaha dari seluruh umat
manusia. Robert Bauval menganggap bahwa menara Babel bukan menjulang ke atas
dengan puncaknya berada di awan, mungkin hanya dirancang untuk menggambarkan
angkasa, sehingga surga seperti berada di bumi. Dan kisah asli mungkin telah
rusak melalui cerita berturut-turut yang yang dicatat oleh penulis kitab
Genesis.
Informasi dibanyak Alkitab dapat memberikan
petunjuk tentang menara Babel. Namun, memang ada mitos tambahan sekitar Menara
Babel yang telah tercatat di luar sumber Alkitab. Dalam Mitos buku Ibrani,
Robert Graves mencatat beberapa tradisi, suatu keyakinan umum bahwa seorang
penguasa awal yang bernama Nimrod mendirikan Menara Babel. Nimrod menurut kitab
Genesis, adalah keturunan Kush, cucu Nuh. Alkitab mencatat bahwa ia seorang
prajurit perkasa dan Kerajaan Pertama dimuka bumi (setelah banjir besar)
seperti Babilonia, Erech, Akkad dan Calneh, semuanya berpusat di Shinar. Nimrod
juga tercatat membangun Niniwe (Nineveh), salah satu yang paling terkenal dalam
Alkitabiah.
Nimrod dan pengikutnya membangun Menara Babel
dalam melawan Allah berkata “Aku akan membalas dendam pada Nya yang telah
menenggelamkan nenek moyangku. Seharusnya Dia mengirim banjir yang lain, dan
aku akan naik ke menara bahkan di atas Ararat, dan membuat diriku aman.”
Mahkota Batu Berkilau Diatas Menara Babel
Terlihat bahwa tujuan Nimrod ada dua, karena Allah yang telah membunuh nenek moyangnya, dan membangun sebuah bangunan yang akan menjaga dia dalam menghadapi bencana belum lain. Jadi Nimrod membangun menara Babel, tapi apakah yang terlihat seperti menara yang menjulang mencapai awan? Graves mencatat sumber lain yang menyatakan keberadaan Menara:
“Yang lain mengatakan bahwa Nimrod, pemburu
terkenal yang melayani Allah, membangun Menara, tetapi itu bukan dasar yang
pertama. Setelah memenangkan kekuasaan atas keturunan (semua) Nuh, Nimrod
membangun sebuah benteng di atas batu bulat, menetapkan tahta besar dengan kayu
Cedar diatasnya. Untuk mendukung tahta besar kedua dia membuatnya dari besi,
kemudian pada gilirannya didukung singgasana tembaga yang besar, singgasana
perak di atas tembaga, dan terakhir menggantinya dengan singgasana emas di atas
perak. Di puncak piramida ini, Raja Nimrod menempatkan permata raksasa dimana
Nimrod dituntut melakukan penghormatan universal.”
Jika kita menggunakan pernyataan diatas
sebagai dasar untuk menjelaskan ‘kemungkinan’ mitos Menara Babel, mungkin
awalnya dipahami sebagai sebuah struktur piramida yang terdiri dari banyak
(mungkin lima) tingkatan atau langkah yang terhenti di atas batu bulat dan
dimahkotai (di puncaknya) oleh batu yang sangat besar atau permata. Ini
mengingatkan gambaran Piramida Besar di Giza yang didirikan di atas gundukan
gurun yang bulat. Menurut Mesir Kuno, piramida besar pernah dimahkotai dengan
batu cemerlang dan berkilauan.
Ziggurat, Diduga Menara Babel
Ada bangunan
lain yang dipandang sebagai kandidat yang paling mungkin menjadi Menara Babel,
Etemenanki. Menara ini digambarkan sebagai Ziggurat yang digambarkan pada
periode paling awal, memiliki lima cerita (meskipun kemudian digambarkan
memiliki tujuh cerita) dan dimahkotai dengan sebuah kuil dewa Marduk di
puncaknya. Herodotus menggambarkannya sebagai berikut:
Di tengah-tengah tempat kudus (Zeus) telah
dibangun sebuah menara yang solid, panjang dan lebar yang sama, mendukung
menara yang pada akhirnya mendukung yang lain (semuanya ada delapan menara).
Sebuah tangga dibangun untuk jalan keluar dari semua menara, setengah
perjalanan (melalui tangga) ada tempat berlindung dengan bangku-bangku
peristirahatan, di mana orang yang mendaki bisa duduk dan menarik napas mereka.
Asumsi umum, bahwa mitos Menara Babel
didasarkan pada menara Babilonia, Etemenanki. Mungkin cerita ini ‘terambil’
dalam transmisi mitos yang mendahului komposisi kitab Genesis. Perjanjian Lama
menjelaskan, bahwa Menara Babel mencerminkan surga sedemikian rupa sehingga
membawa ‘angkasa’ turun ke bumi.
Menurut mitologi Mesopotamia, Marduk
mendirikan kuil Esagil setelah mengalahkan Naga Tiamat, yang merupakan
perwujudan kekacauan dan gangguan waktu itu. Dia membuat model kuil setelah
masa Apsu (perairan yang menyedihkan di zaman kuno) dan juga terdiri dari
langit. Enuma Elish (kisah terbentuknya Mesopotamia) mencatat pembangunan
Esagila dengan cara berikut;
[Marduk] meratakan Apsu, tempat tinggal
Nudimmud. Kemudian Tuhan mengukur dimensi Apsu dan kuil besar (Eshgalla) yang
membangun Esharra. Kuil besar Esharra telah diciptakan sebagai langit, ia
mendirikan pusat-pusat kultus bagi Anu, Ellil, dan Ea.
Enuma Elish adalah contoh paling awal yang
terdokumentasi dari sebuah bangunan yang sengaja dibangun untuk menggambarkan
langit. Masalahnya, sejarah Esagil yang berdiri di Babel tidak memiliki
korelasi astronomi apapun. Kuil Esagil yang berdiri di Babel hanya untuk
‘mengingat’ bangunan asli, mempertahankan nama tapi bukan sifat fisik kuil
pertama yang disebutkan telah didirikan oleh Marduk. Dalam penciptaannya
menyiratkan fungsi kuil itu hanya sebagai observatorium.
Bintang Orion Di Seluruh Mitologi Dunia
Bintang Orion jelas dengan latar belakang langit malam, salah satu rasi bintang
yang paling mudah dikenali dan berperan dalam hampir setiap sistem mitologi di
seluruh dunia. Di Australia konstelasi Orion disebut sebagai rumah Dewa ular.
Mitologi Maya kuno, tiga bintang dari Orion mewakili batu perapian suci dalam
suku Maya dan Masyarakat Hinged. Di Yunani, konstelasi Orion dibayangkan
sebagai pemburu raksasa yang dibunuh oleh Artemis. Di Mesir kuno, Orion
dikaitkan dengan dewa Osiris yang besar, hampir semua literatur agama Mesir
masih ada.
Etimologi dari nama ‘Osiris’ tetap menjadi
misteri bagi Mesir Kuno. Ada banyak teori, tetapi tidak ada kesepakatan
universal. Representasi hieroglif paling awal menyatakan sebuah takhta di atas
mata, secara fonetis disebut ASAR di Mesir kuno. Cerita ‘Osiris’ Yunani
kemudian terikut didalamnya. Nama ASAR sangat dekat dengan kata ASARI yang
merupakan salah satu nama Marduk. E.A.Wallis Budge dalam bukunya ‘From Fetish
to God in Ancient Egypt’ jelas menyatakan tentang hal ini.
Dokumentasi Bizantium abad ketujuh berjudul
“Chronicon Paschale” mencatat bahwa Persia menyebut konstelasi Orion sebagai
‘Nimrod’. Dari sini terlihat bahwa menara yang dibangun Nimrod memiliki
konstelasi Orion, dan mungkin saja tiga piramida di Giza sebenarnya adalah
Menara babel.
Loading...
0 Response to "fakta mencengangkan babel, menara tertinggi sepanjang peradaban manusia"
Posting Komentar